Kamis, 25 Desember 2014

Memproduksi Tawas Dari Limbah Aluminium Foil

Memproduksi Tawas Dari Limbah Aluminium Foil


Husnul khotimah (1113096000060)
Email : husnulkhotimah1224@gmail.com
Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta




ABSTRAK

Tawas merupakan kelompok garam rangkap berhidrat kristal putih tidak berbau dan bersifat isomorf . Rumus kimia dari tawas adalah Kal(SO4)2.12H2O (alumunium kalium sulfat) dan dikenal sebagai koagulan dalam proses pengolahan air maupun air limbah. Tawas jenis ini dapat digunakan dalam pembuatan kertas,penyamakan,kue,dan lain-lain. Alumunium sangat efektif dalam mengendapkan partikel yang melayang baik dalam bentuk koloid maupun suspensi apabila direaksikan dengan NaOH atau KOH. Dalam pembuatan tawas ini, yang digunakan adalah pelarut KOH dan alumunium foil. Namun, alumunium dapat diambil dari  minuman kaleng atau alat-alat yang mengandung alumunium lainnya. Metode penelitian dilakukan dengan mereaksikan antara alumunium foil sebanyak 0,5 gram kedalam KOH dengan konsenterasi 1M sebanyak 50 ml. Dihasilkan endapan tawas basah yang kemudian dikeringkan selama satu hari dan tawas kering yang didapatkan dari hasil penelitian adalah sebanyak 2,2914 gram.

Kata Kunci : Tawas , Alumunium Foil, KOH





PENDAHULUAN

Aluminim adalah unsur melimpah ketiga terbanyak dalam kerak bumi (sesudah oksigen dan silikon), mencapai 8,2% dari massa total. Keberadaannya umumnya  bersamaan dengan silikon dalam aluminosilikat dari feldspar dan mika dan di dalam lempung, yaitu produkpelapukan batu tersebut. Bijih yang paling penting untuk produksi aluminium ialah bauksit, yaitu aluminium oksida terhidrat yang mengandung 50 sampai 60% Al2O3 ; 1samapi 20% Fe2O3 ; 1 sampai 10% silika; sedikit sekali titanium, zirkonium, vanadium, dan oksida logam transisi lain; dan sisanya (20 samapi 30%) adalah air (Oxtoby, 2003)
Tawas adalah kelompok garam rangkap berhidrat berupa kristal dan bersifat isomorf. Tawas ini dikenal dengan nama KAl(SO4)2.12 H2O yang dikenal banyak sebagai koagulan didalam pengolahan air maupun limbah. Sebagai koagulan alum sulfat sangat efektif untuk mengendapkan partikel yang melayang baik dalam bentuk koloid maupun suspensi. Alum merupakan salah satu senyawa kimia yang dibuat dari molekul air dan dua jenis garam, salah satunya biasanya Al2(SO4)3. Alum kalium merupakan senyawa yang tidak berwarna dan mempunyai bentuk kristal oktahedral atau kubus ketika kalium sulfat dan aluminium sulfat keduanya dilarutkan dan didinginkan. Larutan alum kalium tersebut bersifat asam. Alum kalium memiliki titik leleh 900oC. Kalium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas kalium) dengan rumus KAl(SO4)2.12H2O digunakan dalam pemurnian air, pengolahan limbah, dan bahan pemadam api.Tawas kalium dibuat dari logam aluminium dan kalium hidroksida. Logam aluminium bereaksi secara cepat dengan KOH panas menghasilkan larutan garam kalium aluminat.

METODE PENELITIAN

Alat yang digunakan dalam prakikum ini adalah labu ukur 50 ml 1 buah, beaker  glass 100 ml, spatula, alat timbang, kertas saring, erlenmeyer 250 ml, gelas ukur 50 ml dan corong.
Bahan yang digunakan adalah adalah aquadest, KOH 3M, H2SO4 6M dan alumunium 1 gr. 

Prosedur kerja

1.     Dibuat larutan KOH 3M sebanyak 50 ml.
2.     Alumunium sebanyak 1 gr dipotong menjadi bagian yang kecil.
3.     Larutan KOH 3M sebanyak 50 ml dituang kedalam erlenmeyer 250 ml dan tambahkan alumunium 1 gram kedalamnya . (lakukan dilemari asam)
4.     Larutan diaduk sampai Al melarut sempurna.
5.     Larutan didinginkan sekitar 15-20 menit dan dikeluarkan dari lemari asam.
6.     Larutan tersebut disaring dengan menggunakan kertas saring dan corong untuk memisahkan antara filtrat dan residunya.
7.     Ditambahkan H2SO4 6M sebanyak 50 ml kedalam filtrat hasil penyaringan (jangan diaduk), lalu  dipanaskan diatas pemanas pada suhu 60-80 0C selama 10-15 menit .
8.     Larutan didinginkan sampai terbentuk kristal.
9.     Kristal disaring dengan menggunakan kertas saring , kemudian kertas saring dicuci dengan etanol.
10.  Diamkan kristal selama 1 hari didalam esikator.
11.kristal yang sudah kering ditimbang.
 









    ( gambar 1.1 proses pembuatan tawas)

HASIL PENGAMATAN

-         Berat kertas saring = 0,7901 gram
-         Berat kertas saring + sampel = 3,0815 gram
-         Berat sampel  = 2,2914 gram



 
       (gambar 1.2 tawas)

PEMBAHASAN

Dalam praktikum ini tawas dibuat dengan memanfaatkan limbah dari hasil pembuatan gas hidrogen dengan mereaksikan alumunium foil sebanyak 1 gram ke dalam KOH 3M. Gas hidrogen yang tertampung dalam wadah penampung gas limbah dapat disaring dan diambil filtratnya untuk pembuatan tawas.
Filtrat KOH dicampurkan dengan H2SO4 6M secara perlahan dan sebaiknya jangan diaduk. Penambahan asam sulfat secara perlahan bertujuan agar dapat mengendalikan Ph dengan mengecek pH setiap beberapa tetes sekali, sehingga larutan tidak akan terlalu asam dan tidak terlalu basa, sehinggga penambahan H2SO4 dapat dihentikan tepat pada pH 1-2. Karena pada pH 1-2 terjadi pengendapan yang sempurna dan dapat mengikat kation K+ dan Al3+. Larutan dipanaskan dengan suhu 60-80°C selama 10-15 m3nit diatas hot plate. Setelah kristal-kristal terbentuk sempurna, campuran didinginkan dan disaring agar kristal yang terbentuk terpisah dengan filtratnya. Kristal pada kertas saring dicuci dengan etanol tujuannya dalah untuk membantu proses pengeringan tawas. Tawas yang tealah dicuci etanol dimasukan dalam desikator untuk menghilangkan air yang ada pada tawas . setelah itu kertas saring yang berisikan tawas ditimbang dan didapat massanya sebesar 2,2914 gram.
Tawas yang telah jadi diuji dengan menggunakan beberapa reagen seperti KMnO4, CuSO4, dan FeCl3, pengujian dilakukan secara kualitatif. Selain menggunakan reagen dalam praktikum tawas diuji pula dengan air yang keruh, setelah didiamkan beberapa saat air menjadi bening dan mengendapkan zat-zat yang membuat warna air menjadi keruh, begitu juga dengan reagen-reagen yang lain, larutanpun menjadi bening. Hal itu menunjukan bahwa tawas yang dibuat dalam praktikum ini bisa digunakan dalam penjernihan air.


KESIMPULAN 

Larutan dari limbah hasil pembuatan gas hidrogen hasil reaksi antara aluminium foil sebanyak 1 gram dengan KOH 3M tawas yang dihasilkan sebesar 2,2914 gram. Tawas yang dibuat dapat digunakan dalam proses penjernihan air.


DAFTAR PUSTAKA
 [1]Manurung Manuntundan Fitria.A Irma.2010.Kandungan Aluminium Dalam Kaleng Bekas dan
Pemanfaatannya Dalam Pembuatan Tawas. Bukit Jimbaran: Universitas Udayana.
[2] Vogel. 2005. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif  Makro dan Semimikro Bagian , edisi ke Lima. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.